
Revolutions per minute (RPM) adalah salah satu indikator penting yang menunjukkan performa mobil saat ini. Instrumen ini bisa kita lihat di dashboard pada area pengemudi selain speedometer. Meskipun keduanya hampir terlihat sama, tetapi keduanya jelas beda.
Perbedaannya dapat kita lihat dari satuan yang digunakan. Speedometer menggunakan satuan km/h atau kilometer per jam, sedangkan RPM menggunakan satuan x1.000/min. RPM sebenarnya memiliki fungsi untuk memberikan informasi tentang jumlah putaran yang dilakukan oleh mesin dalam satu menit.
RPM yang stabil yaitu dengan pertanda kalau mobil dalam performa terbaik. Sebaliknya, jika RPM tidak stabil biasanya performa mesin mobil sedang menurun dan akan membahayakan para pemilik kendaraan.
Jika kondisi dalam keadaan tidak stabil ini terus dibiarkan, maka akan berdampak pada sulitnya mobil untuk dikendalikan saat dilakukan putaran rendah dan perpindahan tuas transmisinya pun akan menjadi lebih kadar. Tidak hanya itu, ada kemungkinan jika RPM mobil dalam posisi naik turun.
Jika kamu mengetahui pergerakan RPM yang naik turun dan tidak berputar seperti yang seharusnya, maka bisa dipastikan ada sesuatu yang salah dengan RPM mobil. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan RPM menjadi tidak stabil, apa saja itu? Mari kita bahas dibawah.
1. Celah platina sangat lebar
Komponen satu ini dapat ditemukan pada usia mobil yang sudah lama dan masih menggunakan sistem karburator. Platina ini merupakan komponen yang berfungsi untuk mengalirkan dan memutuskan arus listrik pada mobil.
Listrik yang dialirkan berasal dari kumparan koil pengapian ke massa. Celah platina bisa melebar apabila pengaturan tidak dilakukan secara rutin. Celah yang terlalu lebar mempunyai pengaruh pada putaran mesin yang terlalu cepat dan mesin yang boros.
2. Throttle body kotor
Komponen yang sama dapat kita temui pada mobil modern dengan sistem pembakaran injeksi ini berfungsi untuk mengatur udara masuk ke dalam sistem pengapian.
Apabila Throttle body sudah kotor, udara yang dibutuhkan dalam proses pembakaran akan tertahan sehingga dapat menyebabkan RPM mobil tidak bisa stabil atau tidak mau diam.
3. Idle speed control rusak
Idle speed control (ISC) merupakan komponen yang mengatur RPM idle dalam posisi stabil. Komponen ini membuat putaran mesin menjadi stabil terlepas dari keadaan mesin yang sedang menyalakan AC.
4. Mass air flow kotor
Sensor Mass Air Flow (MAF) yang kotor dapat menyebabkan proses pembakaran akan terganggu. Sehingga sensor MAF yang harusnya bisa mengatur jumlah massa udara berdasarkan kecepatan alirannya menjadi berantakan karena sensornya sedang kotor.
Sensor ini jadi salah meneruskan perintah ke bagian ECU mobil yang mengatur jumlah campuran bahan bakar pada proses pembakaran. Akibatnya pengguna bahan bakar menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit. Sehingga, putarannya pun akan membuat tidak stabil.
5. Vacuum advancer bermasalah
Ketika vacuum advancer bermasalah maka maju mundurnya waktu percikan busi menjadi tidak teratur seperti yang seharusnya. Tekanan dari beban yang diterima mesin seharusnya memerintahkan percikan busi. Tetapi, apabila selang vacuum advancer retak atau rusak, maka RPM mesin akan menjadi tidak stabil.
Tentunya untuk menjaga RPM agar bisa tetap stabil, maka kita harus sering melakukan perawatan secara rutin terhadap tanda-tanda kerusakan. Jangan sampai mengganggu aktivitas pemilik pengemudi, karena jika kita mengendarai mobil dengan posisi RPM yang tidak stabil maka akan sangat berpotensi boros BBM dan bisa menyebabkan mogok secara tiba tiba ketika sedang berkendara.